Batik Pekalongan adalah batik yang berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah. Kota Pekalongan dikenal sebagai Kota Batik karena sejarah dan relasi kota ini dengan batik, kontribusi terhadap perkembangan batik, dan adanya sentra-sentra kerajinan batik sebagai mata pencaharian warga. Lambang Kota Pekalongan juga mengandung unsur batik Pekalongan. Batik Pekalongan mendapat pengaruh dari budaya Jawa dan empat budaya asing, yakni Belanda, Arab, Tiongkok, dan Jepang. Pengaruh ini membuat motif, corak, dan warna batik Pekalongan berbeda dengan Batik Kraton yang berkembang di Surakarta dan Yogyakarta. Motif batik Pekalongan bervariasi dan dapat memadukan berbagai unsur seperti motif tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Sejarah
Batik telah
dikenal masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa sejak masa Kerajaan
Majapahit. Batik kemudian berkembang dan berlanjut di Kasunanan Surakarta dan
Kasultanan Yogyakarta. Akan tetapi, sebutan Kota Batik melekat pada Kota
Pekalongan, bahkan pada tahun 1958 logo Kota
Pekalongan ditetapkan dengan berbagai tambahan ornamen batik. Di Kota
Pekalongan, kerajinan batik juga ditemukan di rumah dan perkampungan warga dan
tak sedikit pula yang menjadikan batik ini sebagai mata pencaharian utama.
Motif batik Pekalongan
Jika diperhatikan sekilas, batik Pekalongan tidak jauh berbeda dari batik
Kota Yogyakarta dan Kota Solo. Batik Kota Yogyakarta lebih banyak menggunakan
warna-warna yang cenderung gelap dengan backgroud putih serta
motif utamanya masih mempertahankan warisan budaya seperti batik motif parang, kawung,
dan sebagainya. Sedangkan pada batik Pekalongan lebih banyak memainkan warna -
warna yang lebih terang dan tidak terpaku pada 1 motif saja. Sehingga banyak
kita jumpai batik Pekalongan yang memberikan motif makhluk hidup seperti
tumbuh-tumbuhan dan hewan. Selain itu, pada beberapa motif batik Pekalongan
terdapat pengaruh budaya negara lain. Berikut adalah beberapa motif batik
Pekalongan.[1]
Motif yang dipengaruhi budaya Arab atau India
· Motif Jlamprang
Jlamprang adalah motif yang menjadi ciri khas Kota Pekalongan. Bahkan di
Pekalongan, Jlamprang diabadikan menjadi sebuah nama jalan serta digunakan juga
pada logo Kota Pekalongan. Motif ini merupakan motif batik geometris yang dapat
berupa segitiga atau lingkaran dengan ciri khas pewarnaan yang cerah.[2]
Motif yang dipengaruhi budaya Jepang
Pada masa kolonial Jepang (1942-1945), muncul
beragam jenis batik yang dipengaruhi oleh budaya Jepang sebagai
salah satu alat propaganda. Dalam pewarnaannya batik ini juga menggunakan warna
yang disesuaikan dengan selera Jepang seperti kuning, cokelat, biru-hijau,
violet, pink, dan merah.
· Motif Jawa Hokokai
Batik Jawa Hokokai merupakan batik yang
mirip dengan pakaian khas dari Jepang yaitu kimono tetapi dengan menggunakan
motif utama khas kraton seperti parang, lereng dan sebagainya.
· Motif Pagi Sore
Motif ini menampilkan 2 macam pola batik dengan dua warna yang berbeda pada
satu lembar kain batik. Kemunculan motif ini berawal dari kekurangan persediaan
kain di Jawa dan
memiliki tujuan agar kain dapat dipakai bergantian dengan pola yang berbeda.
Selain dua motif di atas, pengaruh Jepang pada kain batik
Pekalongan juga terdapat pada motif kupu - kupu, motif bunga sakura, motif
bunga leli, motif bunga mawar dan motif bunga anggrek.
Motif yang dipengaruhi budaya Tiongkok
Hadirnya pengaruh budaya China pada masa lampau juga memberikan ciri khas
tersendiri. Bahkan motif batik ini mengambarkan mitos - mitos kepercayaan China.
Beberapa motif tersebut adalah:
a. Motif Burung Hong
b. Motif Liong
c. Motif Burung Merak
d. Motif Burung Phoenix
e. Motif Kura-Kura
f. Motif Dewa Dewi
Motif yang dipengaruhi budaya Belanda
Munculnya Warga Negara Belanda yang menjadi pengusaha batik di Pekalongan
pada tahun 1860 - 1940 memberikan ciri khas tersendiri yang ditinggalkan hinnga
saat ini.
· Motif Buketan
Buketan merupakan motif tumbuh-tumbuhan baik
berupa dedaunan maupun bunga yang dijadikan motif utama ataupun motif tambahan
yang disusun rapi hingga menyerupai tanaman buket. Selain itu, biasanya juga
diberikan motif tambahan seperti kupu-kupu ataupun burung.
Motif Kegiatan Penting
Inilah salah satu hal yang membedakan batik
motif Pekalongan dengan motif lain. Batik Pekalongan sangat luas dan tidak
terikat pada motif itu saja. Adanya pengaruh Belanda juga menjadikan kegiatan
penting bisa dijadikan suatu motif. Sebagai contohnya adalah batik perang Jawa,
batik perang Lombok hingga batik Kompeni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar